Komunikasi
Antarbudaya
Menurut
(www.andimujahidin.net/?p=427, akses tanggal 11 April
2013) Komunikasi merupakan sebuah proses dimana sebuah interaksi antara
komunikan dan komunikator yang melakukan pertukaran pesan didalamnya yang
terjadi secara langsung maupun tidak langsung, komunikasi sendiri bisa dikatakan
merupakan hal yang paling krusial dalam kehidupan ini. Sebuah interaksi sosial
bisa tidak berarti apa-apa jika komunikasi didalamnya tidak berjalan pada
semestinya, begitu juga dalam dunia professional atau dunia kerja, komunikasi
merupakan hal yang penting dalam memberikan instruksi dari pemimpin kebawahan
atau sebaliknya.
Budaya
yang bahasa Inggris culture atau dari bahasa
Latin colere yang berarti merawat, memelihara dan menjaga. Pada abad
pertengahan kata budaya belum digunakan, baru pada abad ke 17 kata latin
cultura dipergunakan dalam hubungan dengan alam dan pengembangan kemampuan
spiritual. Budaya merujuk pada segala yang diciptakan oleh manusia, maksud dan
tujuan budaya adalah untuk kesempurnaa manusia.
Secara
umum komunikasi antarbudaya adalah “Proses saling berbagai informasi,
pengetahuan, perasaan dan pengalaman yang dilakukan oleh manusia dari berbagai
budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan sikap-sikap yang
dikomunikasikan, sepertinya cara orang Jepang yang yang membungkukan badan satu
sama lain, berbeda dengan gaya penyambutan oleh bangsa lainnya didunia.
Sehingga setiap orang harus dapat memahami secara lengkap semua tatanan
struktur dan proses komunikasi, misalnya dalam komunikasi Etnik dari
beberapa kelompok budaya yang berbeda sehingga dapat disampaikan dan diterima
pesan komunikasi secara benar.[1]
Hambatan-hambatan
dalam Komunikasi Antarbudaya
Hambatan-
Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya terjadi karena alasan yang
bermacam-macam karena komunikasi mencakup pihak-pihak yang berperan sebagai
pengirim dan penerima secara berganti-ganti maka
hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dari semua pihak antara lain
:
Keanekaragaman
dari tujuan-tujuan komunikasi. Masalah komunikasi sering terjadi karena alasan
dan motivasi untuk berkomunikasi yang berbeda-beda, dalam situasi antarbudaya
perbedaan ini dapat menimbulkan masalah.
Etnosentrisme
banyak orang yang menganggap caranya melakukan persepsi terhadap hal-hal
disekelilingnya adalah satu-satunya yang paling tepat dan benar, padahal harus
disadari bahwa setiap orang memiliki sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa
yang dianggapnya baik belum tentu sesuai dengan persepsi orang lain.
Etnosentrisme cenderung menganggap rendah orang-orang yang dianggap asing dan
memandang budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri karena etnosentrisme
biasanya dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan diwujudkan pada tingkat
kesadaran, sehingga sulit untuk melacak asal usulnya.
Tidak
adanya kepercayaan karena sifatnya yang khusus, komunikasi antarbudaya
merupakan peristiwa pertukaran informasi yang peka terhadap kemungkinan
terdapatnya ketidak percayaan antara pihak-pihak yang terlibat.
Penarikan
diri komunikasi tidak mungkin terjadi bila salah satu pihak secara psikologis
menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa
macam-macam perkembangan saat ini antara lain meningkatnya urbanisasi,
perasaan-perasaan orang untuk menarik diri dan apatis semakin banyak pula.
Tidak adanya
empati, beberapa hal yang menghambat empati antara lain:
1. Fokus
terhadap diri sendiri secara terus menerus, sulit untuk memusatkan perhatian
pada orang lain kalau kita berpikir tentang diri kita secara terus menerus dan
bagaimana orang menyukai kita.
2. Pandangan-pandangan
stereotype mengenai ras dan kebudayaan
3. Kurangnya
pengetahuan terhadap kelompok, kelas atau orang tertentu
4. Tingkah
laku yang menjauhkan orang mengungkapakan informasi
5. Tindakan
atau ucapan yang seolah-olah menilai orang lain
6. Sikap
tidak tertarik yang dapat mengakibatkan orang tidak mau mengungkapkan diri
7. Sikap
superior
8. Sikap
yang menunjukkan kepastian jika seseorang bersikap sok tahu atau bersikap seolah-olah
serba tahu maka kemungkinan orang akan bersikap defensif terhadapnya
9. Kekuasaan-kekuasaan
digunakan untuk mengontrol atau menentukan tindakan orang lain
10. Hambatan
derajat kesamaan atau ketidaksamaan (homofily atau heterofily), hambatan
komunikasi antarbudaya dapat ditimbulkan oleh masalah prinsip-prinsip
komunikasi yang ditetapkan pada konteks kebudayaan yaitu tidak memahami,
menyadari atau memanfaatkan derajat kesamaan atau perbedaan kepercayaan,
nilai-nilai, sikap, pendidikan, status sosial anatara komunikator dan
komunikan.
11. Hambatan
pembentukan dan pemrograman budaya, hambatan ini terjadi dalam suatu proses
akulturasi yang berlangsung antara imigran dengan masyarakat pribumi. Masalah
umum yang sering timbul adalah hambatan stereotype dan prasangka yang biasanya
berkembang sejak semula pada saat kita melalui komunikasi antarpribadi ataupun
komunikasi massa.
Namun lain lagi
menurut Barna, 1988 ; Ruben, 1985 dalam (Joseph A. DeVito, 1997 : 488-491)
hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya dibagi menjadi 5 yaitu :
Mengabaikan
Perbedaan Antara Anda dan Kelompok yang Secara Kultural Berbeda
Mengabaikan
perbedaan Antara Kelompok Kultural yang Berbeda
Mengabaikan
Perbedaan dalam Makna
Melanggar Adat
Kebiasaan Kultural
Menilai Perbedaan Secara
Negatif
Jenis-Jenis
Hambatan Komunikasi Antarbudaya
Hambatan komunikasi dalam komunikasi antarbudaya mempunyai bentuk
seperti sebuah gunung es yang terbenam didalam air. Dimana hambatan komunikasi
yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air
(below waterline).
Faktor-faktor hambatan komunikasi antarbudaya yang berada dibawah air (below
waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang,
hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis
hambatan semacam ini adalah persepsi, norma, stereotip, filosofi bisnis, aturan,
jaringan, nilai dan grup cabang.
Terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antarbudaya yang berada
diatas air (above waterline). Hambatankomunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena
hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik, hambatan-hambatan tersebut
adalah :[2]
Fisik (Physical). Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik
Budaya (Cultural). Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya satu dengan yang
lainnya
Persepsi (Perceptual). Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal,
sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang
berbeda-beda
Motivasi (Motivational). Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat
motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau
malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi
Pengalaman (Experiantial). Experiental adalah jenis hambatan yang
terjadi karena setiap individu tidak memilikipengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu
mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu
Emosi (Emotional). Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi
dari pendengar, apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk
dilalui
Bahasa (Linguistic). Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan
(sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau
penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan
Nonverbal. Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak
berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi, contohnya adalah
wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan ketika pengirim pesan melakukan
komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa
tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
Kompetisi (Competition). Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil
mendengarkan, contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena
melakukan dua kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan
pesan yang disampaikan melalui telepon secara maksimal.
Cara menghadapi
Hambatan dalam KAB
Seseorang dapat dikatakan sukses sebagai manager bisnis internasional
budaya apabila ia mempunyai kemampuan untuk merefleksikan seberapa besar
kesungguhannya dalam aspek dibawah ini :[3]
Social Competence :
Kemampuan untuk membuat jaringan sosial, pandai bergaul dan banyak temannya
Openness to other
ways of thinking : keterbukaan untuk menerima pikiran yang berbeda dari dirinya
Cultural Adaptation
: Kemampuan seseorang menerima budaya baru
Professional
Excellence : Mempunyai kemampuan yang handal dalam bidang tertentu
Language Skill :
Kemampuan mempelajari bahasa asing dengan tepat
Flexibility :
Kemampuan dalam penyesuaian diri sesuai dengan tuntutan keadaan
Ability to work in
team : Kemampuan dalam mengelola dan bekerjasama dalam satu tim
Self Reliance or
independence : Percaya diri dan mandiri
Mobility : Lincah
dan wawasannya luas
Ability to deal
with stress : Mempunyai kemampuan untuk mengatasi stress
Adaptability of the
family : Keluarganya pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
Patience : Ulet dan
sabar
Sesivity : Peka
terhadap sesuatu yang baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar