Dalam kehidupan
sehari-hari, seringkali kita mendengar kata “ Pemimpin “ maupun
“Kepemimpinan “. Kita juga senantiasa mengalami dan merasakan hal
tersebut. Kedua kata tersebut memiliki makna yang mendalam dan memiliki
keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hal ini disebabkan
karena seorang pemimpin bukan hanya berdasarkan perasaan suka atas profesi
tersebut melainkan berdasarkan banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya
profesi tersebut. Telah kita ketahui bahwa setiap organisasi selalu membutuhkan
pemimpin, baik pemimpin yang timbul sendiri maupun pemimpin yang ditugaskan.
Pemimpin tersebut yang menjalankan organisasi, memberi motivasi, dan memberi
garis arahan pada bawahan.
Pada dasarnya seorang
pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Pemimpin bukan sekedar gelar atau
jabatan yang di berikan melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam
diri seseorang. Jiwa kepemimpinan lahir dari proses internal ( leadership
from the inside out ). Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar
pemimpin bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan
pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya
sebelum ia sibuk memperbaiki orang lain. Jadi, seorang pemimpin yang baik harus
memiliki integritas ( kepribadian ), intelektual ( pengetahuan ), intelegensi (
spiritual ), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat
mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila
ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh
seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana. Selain itu,
seorang pemimpin harus mengerti mengenai teori – teori kepemimpinan agar ia
memahami dan mengerti sejauh mana kepemimpinan telah ia laksanakan secara
efektif serta menunjang kepada produktifitas lembaga secara keseluruhan.
Dari latar belakang diatas maka kami rasa perlu
untuk membahas mengenai “ Teori – Teori Kepemimpinan”. Hal ini dimaksudkan agar
pemahaman dalam memimpin dapat dipahami dan dihayati dengan baik oleh setiap
individu sehingga seorang pemimpin dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan
esensinya sebagai pemimpin dan dapat bertanggungjawab terhadap tugasnya.
A. DEFINISI PEMIMPIN
Definisi pemimpin
menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam
Kepimpinan Pendidikan (1999). Menyatakan pemimpin adalah individu manusia
yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai
matlamat yang ditetapkan.
Miftha Thoha dalam
bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255). Pemimpin adalah seseorang yang memiliki
kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Kartini Kartono (1994 :
33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan
khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
C.N. Cooley (1902).
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada
kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan
ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
Henry Pratt Faiechild
dalam Kartini Kartono (1994: 33). Pemimpin dalam pengertian ialah seseorang
yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur,
mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui
prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah
seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya
dan ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
Sam Walton. Pemimpin
besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika
orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar
biasa yang akan mereka raih.
Rosalynn Carter.
“Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju”.
Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para pendukung ke tempat yang mungkin
tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus mereka tuju.
John Gage Alle.
Leader…a guide; a conductor; a commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk,
penuntun; komandan).
Jim Collin.
Mendefinisikan pemimpin memiliki beberapa tingkatan, terendah adalah pemimpin
yang andal, kemudian pemimpin yang menjadi bagian dalam tim, lalu pemimpin yang
memiliki visi, tingkat yang paling tinggi adalah pemimpin yang bekerja bukan
berdasarkan ego pribadi, tetapi untuk kebaikan organisasi dan bawahannya.
Modern Dictionary Of
Sociology (1996). Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan
sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok (a person who occupies
a central role or position of dominance and influence in a group).
C.N. Cooley dalam “ The
Man Nature and the Social Order’. Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat
dari suatu kecenderungan, dan sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau diamat-amati
secara cermat, akan ditemukan di dalamnya kecenderungan-kecenderungan yang
mempunyai titik pusat.
I . Redl dalam “Group
Emotion and Leadership”. Pemimpin adalah seorang yang menjadi titik pusat yang
mengintegrasikan kelompok.
J.L. Borwn dalam “Psychology
and the Social Order”. Pemimpin tidak dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi
dapat dipandang sebagai suatu posisi yang memiliki potensi yang tinggi
dibidangnya.
Kenry Pratt Fairchild
dalam “Dictionary of Sociologi and Related Sciences”. Pemimpin dapat dibedakan
dalam 2 arti; Pertama, pemimpin arti luas, sesorang yang memimpin dengan cara
mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir
atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau
kedudukan. Kedua, pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan
alat-alat yang meyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.
Dr. Phil. Astrid S.
Susanto. Pemimpin adalah orangyang dianggap mempunyai pengaruh terhadap
sekelompok orang banyak.
Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh Staf Dosen
Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada). Pemimpin (Leader) adalah
orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam
situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai
tujuan/tujuan-tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah individu yang berusaha
mempengaruhi orang lain tanpa menggunakan bentuk paksaan untuk menstruktur
aktivitas-aktvitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau
organisasi melalui proses komunikasi yang diarahkan guna mencapai tujuan
tertentu.
B. DEFINISI
KEPEMIMPINAN
Secara umum, definisi
kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut. “ Kepemimpinan berarti kemampuan
dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang
atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu
yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah di tetapkan.
Pendapat lain mengenai
definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi kegiatan – kegiatan kelompok yang di organisir menuju pada
penentuan dan pencapaian tujuan ( Ralp M. Stogdill ).
Kepemimpinan adalah
perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok
ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama ( Hemhill & Coons, 1957;7)
Kepemimpinan adalah
pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (
Stogdill, 1974;411 )
Kepemimpinan adalah
pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta di
arahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan
tertentu ( Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961;24 )
Kepemimpinan adalah
peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada di atas kepatuhan
mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn,
1978;528 )
Kepemimpinan merupakan
motor atau daya penggerak daripada semua sumber – sumber, dan alat yang
tersedia bagi suatu organisasi ( Sondang P. Siagian ).
Kepemimpinan dalam organisasi
berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan – keputusan ( Robert Dubin
).
Kepemimpinan adalah
individu di dalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan
pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan – kegiatan kelompok ( Fred E.
Fiedler ).
Leadership is any
contribution to the establishment and attainment of group purpose (Kimbal
Wiles ).
Dua definisi dari Carter V. Good adalah :
The ability and readiness to inspire, guide, direct,
or manage others
The role of interpreter of interest and objectives
of a group, to grow up recognizing and accepting the onterpreter as spokesman
Berdasarkan beberapa
definisi yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pada
dasarnya merupakan sumbangan dari seseorang di dalam situasi-situasi kerjasama
dimana pemimpin menggerakkan, mempengaruhi, dan membimbing orang lain dalam
rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi, kepemimpinan dan kelompok adalah
dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Tak ada
kelompok tanpa adanya kepemimpinan, dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam
situasi interaksi kelompok. Seseorang tidak dapat dikatakan pemimpin jika ia
berada di luar kelompok, ia harus berada di dalam suatu kelompok di mana ia
memainkan peranan-peranan dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya.
C. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi utama pemimpin
adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
Pemimpin membantu
terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan
Pemimpin membantu
kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan
dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan
Pemimpin membantu
kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam
mengalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis
dan efektif
Pemimpin
bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin
memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin
mempunyai tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi
pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif
Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan
mempertahankan eksistensi organisasi
D. TEORI – TEORI KEPEMPINAN
Memahami teori-teori
kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan telah
ia laksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas lembaga
secara keseluruhan. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada banyak teori
kepemimpinan yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan. Berikut
ini beberapa teori tentang kepemimpinan, yaitu :
Great Man Theory
Teori ini dilandasi
keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa.
Dia memiliki pembawaan sebagai pemimpin dengan sejumlah kualitas tertentu. Dia
selalu sukses dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya, di mata pengikutnya dia
dianggap sebagai orang besar.
Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Pendekatan sifat
didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah penting
bagi kesuksesan pemimpin. Hal tersebut akan menjadi faktor penentu yang
membedakan antara seseorang pemimpin dengan bukan pemimpin.
Sifat – sifat pokok itu biasanya meliputi :
Kondisi
fisik
: energik, tegap, kuat
Latar belakang sosial : berpendidikan
dan berwawasan luas, serta berasal dari lingkungan sosial yang dinamis
Kepribadian
: adaptif, agresif, emosi stabil, populer dan kooperatif
Pendekatan ini
terpusatkan pada pengidentifikasian intelektual, emosi, fisik, dan sifat
pribadi lainnya dari pemimpin tersebut. Teori ini mengasumsikan bahwa sejumlah
sifat individu dari pemimpin yang efektif dapat ditemukan. Teori ini berusaha
untuk mengidentifikasikan karakteristik khas ( fisik, mental, kepribadian )
yang diasosiasikan dengan keberhasilan kepemimpinan. Mengandalkan pada
penelitian yang menghubungkan berbagai sifat dengan kriteria sukses tertentu.
Keberhasilan kepemimpinan itu sebagian besar ditentukan oleh sifat-sifat
kepribadian tertentu, misalnya harga diri, kelancaran berbahasa, kecerdasan,
kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan
berprestasi, kreatifitas termasuk ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang.
Pemimpin dikatakan efektif apabila memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik,
begitu sebaliknya.
Teori Kepemimpinan Perilaku
Teori ini mengusulkan
bahwa keefektifan kepemimpinan tergantung pada kesesuaian antara kepribadian,
tugas, kekuatan, sikap, dan persepsi. Sejumlah pendekatan kepemimpinan yang
berorientasi pada situasi telah dipublikasikan dan diteliti. Dua dari yang
paling awal adalah model kontingengsi Fiedler dan teori jalur – tujuan. Hanya
setelah adanya hasil – hasil yang tidak meyakinkan dan kontradiktif dari banyak
penelitian awal penelitian awal mengenai sifat dan pribadi-perilaku, barulah
pentingnya situasi dipelajari lebih dekat oleh mereka yang berminat terhadap
kepemimpinan. Akhirnya, peneliti menyadari bahwa perilaku kepemimpinan yang
dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi, sebagian besar tergantung pada situasi.
Pemikiran dasarnya adalah bahwa seorang pemimpin
yang efektif haruslah cukup fleksibel untuk menyesuaikan atas
perbedaan-perbedaan antara bawahan dan situasi. Memutuskan bagaimana
mengarahkan individu lainnya adalah sulit dan membutuhkan suatu analisa
mengenai pemimpin, kelompok, dan situasinya.
Teori ini juga
menggambarkan hubungan kemanusiaan yang akrab seorang pemimpin dengan
bawahannya. Teori ini ditandai dengan penekanan pada hubungan kesejawatan,
saling mempercayai, saling menghargai, membela bawahan, memberi masukan kepada
bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. Selain itu, seorang pemimpin
juga memberikan batasan kepada bawahan, seperti bawahan mendapat instruksi
dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang
akan dicapai. Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan
dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Teori Situasional
Teori kepemimpinan situasional
dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blanchard. Teori ini
mencoba menyiapkan pemimpin dengan beberapa pengertian mengenai hubungan di
antara gaya kepemimpinan yang efektif dan taraf kematangan pengikutnya. Teori
ini juga berusaha menerapkan gaya kepemimpinan dengan situasi di mana
kepemimpinan dilakukan.
Teori ini berasumsi
bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada taraf kematangan pengikut dan
kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya, baik orientasi tugas
ataupun hubungan antar manusia. Makin matang si pengikut, pemimpin harus
mengurangi tingkat struktur tugas dan menambah orientasi hubungannya. Pada saat
seseorang atau kelompok/pengikut bergerak dan mencapai tingkat rata-rata
kematangan, pemimpin harus mengurangi baik hubungannya ataupun orientasi
tugasnya. Keadaan ini berlangsung sampai pengikut mencapai kematangan penuh,
dimana mereka sudah dapat mandiri baik dilihat dari kematangan kerjanya ataupun
kematangan psikologinya. Jadi, teori situasional ini menekankan pada kesesuaian
antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kematangan pengikut.
Dalam kepemimpinan situasional
ini, Hersey dan Blanchard mengemukakan empat gaya
kepemimpinan seperti berikut :
Telling ( S1 ) yaitu perilaku pemimpin dengan tugas
tinggi dan hubungan rendah. Gaya ini mempunyai ciri komunikasi satu arah.
Pemimpin yang berperan dan mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan dimana tugas
harus dilaksanakan.
Selling ( S2 ) yaitu perilaku dengan tugas tinggi
dan hubungan tinggi. Kebanyakan pengarahan masih dilakukan oleh pimpinan,
tetapi sudah mencoba komunikasi dua arah dengan dukungan sosioemosional untuk
menawarkan keputusan.
Participating ( S3 ) yaitu perilaku hubungan tinggi
dan tugas rendah. Pemimpin dan pengikut sama-sama memberikan andil dalam
mengambil keputusan melalui komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu
dan cukup berpengalaman untuk melaksanakan tugas.
Delegating ( S4 ) yaitu perilaku hubungan dan tugas
rendah. Gaya ini memberi kesempatan pada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas
mereka sendiri melalui pendelegasian dan supervisi yang bersifat umum. Yang
dipimpin adalah orang yang sudah matang dalam melakukan tugas dan matang pula
secara psikologis.
Kepemimpinan Charismatik
Kepemimpinan di mana
para pengikut beranggapan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki kemampuan luar
biasa. Kemampuan tersebut dimiliki sebagai anugerah atau takdir Tuhan. Pemimpin
mereka memiliki kemampuan transendental. Hal ini dimaksudkan bahwa pengikutnya
mempercayai bahwa pemimpin mereka mampu melindungi dirinya dari bahaya yang
mengancam, pemimpin mereka mampu menghadapi krisis yang dihadapi kelompoknya.
Pengikutnya juga percaya bahwa di bawah kepemimpinannya mereka akan keluar
sebagai pemenang.
Beberapa ciri kepemimpinan charismatik antara lain :
• memiliki sifat-sifat radikal,
• memiliki visioner, tidak konvensional
• memiliki keberanian mengambil resiko,
• selalu melakukan perubahan,
• memiliki kepercayaan diri yang kuat,
• pengikut mengagumi kemampuannya
Dengan adanya berbagai
teori kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
teori kepemimpinan akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang.
Seseorang akan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda satu sama lainnya. Sehingga
mereka dapat menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik, efektif dan
inovatif, karena maju tidaknya suatu lembaga pendidikan tergantung pada
pemimpinnya. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, maka
bawahannya pun tidak mau mengikuti. Oleh karena itu, kualitas bawahan
tergantung dari kualitas pemimpin. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula yang dipimpin.
E. PROSES KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat
dipandang sebagai ( 1 ) kelompok status, ( 2 ) tokoh, ( 3 ) fungsi, dan ( 4 ) proses.
Para direktur, eksekutif, administratur, manajer, boss, kepala, biasanya
dimasukkan sebagai tokoh dalam kategori yang disebut kepemimpinan.
Personifikasi kepemimpinan menekankan keahlian teknis dan antar-pribadi di
samping karisma. Fokus kebanyakan riset dan tulisan tentang kepemimpinan adalah
pada sifat dan kepribadian dari orang yang menjadi pemimpin dalam situasi tak
terstruktur yang seringkali kacau. Para pemimpin muncul karena mereka dapat
membentuk dan mengubah situasi, dan dengan demikian membuat suatu sistem makna
bersama yang memberikan dasar untuk tindakan terorganisasi.
Fungsi kepemimpinan memudahkan tercapainya sasaran
kelompok. Dalam organisasi modern, fungsi kepemimpinan dapat dilaksanakan oleh
beberapa peserta. Akan tetapi, pujian atau cacian karena sukses atau gagal,
biasanya ditujukan kepada individu – pemimpin formal. Fenomena ini tampak jelas
dalam semua organisasi,tetapi terutama menonjol dalam dunia olahraga, dimana
para pelatih dan manajer adalah dipuji sebagai pahlawan atau dicaci, kendatipun
fakta bahwa banyak variabel yang mempengaruhi prestasi tim, termasuk nasib.
Kepemimpinan adalah
suatu proses dinamis. Hubungan pemimpin – pengikut adalah bersifat timbal balik
dan berkembang melalui interaksi antar pribadi dengan berjalannya waktu. Akan
tetapi, penekanan dalam masyarakat kita adalah jelas pada atribut dan tindakan
pemimpin. Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda. Stogdill (
1974, 259 ) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang
kepemimpinan dengan orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep tersebut.
Kepemimpinan telah didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri – ciri individual,
perilaku pengaruh terhadap orang lain. Pola – pola interaksi, hubungan peran,
tempatnya pada suatu posisi administratif, serta persepsi oleh orang lain
mengenai keabsahan dari pengaruh.
Kebanyakan definsi
mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah
proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang disengaja dijalankan
oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas – aktivitas
serta hubungan – hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Ketika seorang individu
berusaha mempengaruhi perilaku lainnya dalam suatu kelompok tanpa menggunakan
bentuk paksaan, kita menggambarkan usaha ini sebagai kepemimpinan. Dalam
definsi kepemimpinan terdapat beberapa elemen yang tersirat, yaitu : elemen
pertama adalah bahwa kepemimpinan melibatkan penggunaan pengaruh dan bahwa
semua hubungan dapat melibatkan kepemimpinan. Elemen kedua adalah melibatkan
pentingnya menjadi agen bagi perubahan, mampu mempengaruhi perilaku dan kinerja
pengikutnya. Dan elemen terakhir adalah memusatkan pada pencapaian tujuan.
Pemimpin yang efektif harus menghadapi tujuan – tujuan individu, kelompok, dan organisasi.
Keefektifan pemimpin secara khusus diukur dengan pencapaian dari satu atau
beberapa kombinasi tujuan – tujuan ini. Individu dapat memandangpemimpinnya
sebagai efektif atau tidak berdasarkan kepuasan yang mereka dapatkan dari
pengalaman kerja secara keseluruhan. Pada kenyataannya, diterimanya arahan atau
permintaan pemimpin sebagian besar tergantung pada harapan pengikutnya bahwa
suatu respon dapat mengarah pada suatu hasil akhir yang menarik.
Pustaka mengenai kepemimpinan telah berjalan melalui
beberapa alur. Awalnya, kebanyakan definsi dan tulisan terfokus pada penggunaan
kekuatan dan otoritas. Kemudian, perhatian bergeser pada sifat dan gaya
perilaku ( misalnya, otokratis, partisipatif ) pemimpin. Jalur yang lain
menekankan pada situasi dan bagaimana pemimpin, pengikut, dan situasi
berinteraksi dan bekerja.
F. TIPE – TIPE
KEPEMIMPINAN
Berdasarkan konsep,
sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan
kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka
kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe, yaitu : tipe
otoriter, tipe laissez-faire, tipe demokratis dan tipe pseudo demokrasi.
Tipe Otoriter
Tipe kepemimpinan
otoriter disebut juga tipe kepemimpinan “ authorotarian “. Dalam kepemimpinan
yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota
kelompoknya. Dominasi yang berlebih mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan
sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap
pemimpinnya.
Tipe “ Laissez-faire “
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin
tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi
terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan
sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin.
Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan karena
kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh
dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan
dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe
demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan
sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis
selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu
berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan memperimbang
kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga
demokratis semu atau manipulasi demokratik. Pemimpin yang bertipe pseudo
demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia
bersikap otokratis. Misalnya, jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-konsep
yang ingin diterapkan di lembaga yang ia pimpin, maka hal tersebut didiskusikan
dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakannsedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima
ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama.
G. SYARAT – SYARAT
KEPEMIMPINAN
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan
antara lain:
1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah
otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk
mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka
penyelesaian tugas tertentu.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan,
keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan
dan kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa.
Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan
pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
a) Kepastian,
kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai.
b) Prestasi, gelar
kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
c) Tangggung jawab,
berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
d) Partisipasi aktif,
memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
e) Status, kedudukan
sosial ekonomi cukup tinggi dan tenar.
Dengan adanya syarat-syarat kepemimpinan seperti
yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya memerlukan
kesanggupan dan kemampuan saja, tetapi lebih – lebih lagi kemampuan dan
kesediaan pemimpin.
H. CIRI – CIRI KEPEMIMPINAN
YANG BAIK
WA.
Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus memiliki
tiga ciri, yaitu:
1. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti
gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat sehari-hari.
2. Kecakapan Berfikir Abstrak
Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak
yang cerdas, intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat
menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya,
sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.
3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan
emosinya belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang
demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat
suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan
emosi.
Dengan adanya ciri –
ciri tersebut diharapkan pemimpin dalam memangku jabatan dapat melaksanakan
tugas-tugasnya dan memainkan perannya dalam memimpin sebagai pemimpin dengan
baik, sukses, percaya diri, rendah hati dan sederhana, sabar dan memiliki
kestabilan emosi,dll.
I. PENUTUP
Kesimpulan
Pemimpin adalah
individu yang berusaha mempengaruhi orang lain tanpa menggunakan bentuk paksaan
untuk menstruktur aktivitas-aktvitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah
kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan berarti
kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu
memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya
berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang
telah di tetapkan.
Fungsi utama pemimpin adalah kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja, antara lain :
Pemimpin membantu
terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan
Pemimpin membantu kelompok
untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan
bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan
Pemimpin membantu
kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam
mengalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis
dan efektif
Teori-teori
kepemimpinan adalah teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengkaji
sejauh mana kepemimpinan telah ia laksanakan secara efektif serta menunjang
kepada produktifitas lembaga secara keseluruhan. Teori ini juga digunakan untuk
mengidentifikasi bagaimana pemimpin itu terjadi.
Ada 5 macam teori-teori kapemimpinan, yaitu :
Great Man Theory
Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Teori Kepemimpinan Perilaku
Teori Kepemimpinan Situasioanal
Teori Charismatik
Proses kepemimpinan
adalah suatu proses yang harus dialami oleh seorang individu untuk menjadi
seorang pemimpin yang baik, sukses dan berwibawa serta dapat menjunjung tinggi
amanah yang ia miliki untuk memimpin orang lain.
Tipe-tipe kepemimpinan
adalah pengklasifikasian kepemimpinan berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan
cara-cara pemimpin dalam melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan di
lingkungan kerja yang dipimpinnya.
Tipe-tipe kepemimpinan diklasifikasikan kedalam
empat tipe, yaitu :
Tipe Otoriter
Tipe “ Laissez-faire “
Tipe Demokratis
Tipe Pseudo-demokratis
Syarat – syarat kepemimpinan :
Kekuasaan
Kewibawaan
Kemampuan
Ciri – Ciri Kepemimpinan yang baik :
Penglihatan sosial
Kecakapan berfikir abstrak
Keseimbangan emosi
Saran
Studi tentang
teori-teori kepemimpinan ini dapat diperdalam dengan mengacu pada referensi
yang lebih relevan maupun berdasarkan para pakar lain agar mendapatkan
pengertian yang mendalam dan bervariasi.
Bagi pihak pemerintah,
seharusnya perlu adanya sosialisasi, pembinaan, pelatihan maupun penanaman
moral yang mendalam bagi para pemimpin agar dapat menjalankan tugas dengan baik
dan tidak menyalahgunakan jabatannya, penanaman prinsip maupun moral tidak
hanya di bangku kuliah saja, melainkan harus dilakukan dengan sebuah pelatihan
khusus agar pelaksanaannya maksimal.
Bagi pihak sekolah,
itikat baik untuk memberikan penanaman dasar-dasar pemimpin kepada setiap
peserta didik melalui teori-teori yang mendasari kepemimpinan harus dilakukan
secara bertahap namun jelas sehingga kelak peserta didik apabila menjadi
seorang pemimpin, dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan bertanggungjawab serta
dapat memainkan peranannya sebagai pemimpin dengan baik dan sukses. Sehingga
apa yang ia lakukan dapat bermanfaat bagi semua orang yang dipimpinnya.
DAFTAR PUSTAKA
__________.(2010).Pengertian kepemimpinan
menurut para ahli. (Online).
(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli,
diakses 30 November 2013).
___________.(2011). Hakekat dan Teori
Kepemimpinan. (Online).
(Http://duniabaca.com/hakekat-dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 30 November
2013).
Aynul. (2009). Leadership: Definisi Pemimpin.
(Online). (Http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html,
diakses 30 November 2013).
Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. ( 1988
). Management of Organization Behaviour: Utilizing Human Resources. New
Jersey : Englewood Clifs Prentice Hall
Sofyandi, Herman; Garniwa, Iwa. ( 2007
). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sondang P. Siagian. ( 2003 ). Teori dan Praktik
Kepemimpinan ( cetakan kelima ). Jakarta : Rineka Cipta