teks bolak-balik

SELAMAT DATANG DI BLOG ROSA

ciluk ba.....

Kamis, 19 Juni 2014

Organisasi Palang Merah Remaja Di Sekolah


Organisasi Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah adalah , suatu organisasi yang membentuk sekumpulan orang yang berada di dalamnya dapat memahami dan mengerti tentang pertolongan pertama saat terjadi sebuah kecelakaan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Pentingnya organisasi ini di setiap sekolah setidaknya bertujuan untuk membantu setiap orang yang sedang bermasalah dengan kesehatan, PMR yang dibangun oleh beberapa orang didalamnya dapat menciptakan karakter bak seorang dokter dan suster di sekolah yang punya organisasi ini.
Dengan butuh minimal 1 pembina dari seorang guru disekolah atau seorang pelatih, organisasi ini akan berjalan dengan baik, karena untuk belajar memahami setiap masalah kesehatan memang butuh orang yang memang bisa untuk memandu orang-orang yang berada didalamnya.
Sebenarnya organisasi ini baru –baru ini terdengar pada ekstrakuliluler di sekolah.
            berbagai organisasi lain didalam sekolah seperti olahraga prestasi membuat organisasi PMR hanya cukup beberapa orang saja yang meminatinya,tapi sekarang organisasi ini telah banyak menciptakan hari-hari dimana mereka harus ikut serta memperingatinya.
Unit Kesehatan Sekolah, ya mungkin dulu dikenal seperti ini, tetapi beberapa sekolah di jabodetabek telah membentuknya menjadi organisasi Palang Merah Remaja.
Organisasi PMR ini juga mendapat tanggapan baik oleh Palang Merah Indonesia, dimana PMR dapat membantu kegiatan-kegiatan seperti Donor Darah di setiap sekolah, dalam hal ini PMR membantu untuk mengkoordinasikan orang-orang yang mana saja yang akan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia.
Jadi Cukup banyak manfaat yang akan kita dapat jika kita terlibat dalam organisasi ini, selain banyak menambah pengalaman, kita juga dapat bekal untuk pertolongan kita maupun kerabat dekat jika terjadi hal-hal yang mencelakakan.



Sejarah Terbentuknya Organisasi Minang di Indonesia


Pada suku padang ini kita dapat melihat suatu yang berbeda yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu,
Dimana terdapat banyaknya orang-orang minang yang merantau dan singgah dimana-mana, khususnya di ibu kota ini.
Solidaritas suku padang yang tinggi akhirnya dapat membentuk suatu organisasi minang di Indonesia, organisasi ini berawal karna memang banyaknya orang minang merantau dan mengadu nasib untuk menjalani hidupnya.
Hingga terbentuklah organisasi kumpulan orang minang, dimana didalam organisasi ini dapat menyatukan seluruh orang minang yang sedang merantau diberbagai tempat untuk tetap berkumpul sesama suku dan adatnya di tempat tertentu yang telah dibuat.
Biasanya hari-hari besar seperti hari raya yang memang dapat mengumpulkan orang-orang minang disana.
Halal-bihalal atau menyambung silahturahim tetap sebagai tujuan mereka untuk tetap mengikuti acara yang diadakan oleh organisasi tersebut.
Organisasi inipun dapat membantu kita untuk tetap menjaga keasrian suku atau adat dimanapun mereka berada, organisasi inipun dapat menciptakan kekompakka orang-orang minang yang merantau di wilayah Indonesia.
Sebagai contoh IKKS, yang berada di jatinegara,Jakarta timur, mereka sebagai organisasi perkumpulan minang juga seindonesia untuk orang-orang yang merantau.

Dengan begitu banyaknya orang-orang minang yang ada di Indonesia organisasi ini cukup berjalan dengan banyak dukungan dari orang-orang minang khususnya.        

Organisasi Dilingkungan Dunia Industri


Pada tahun 2013 lalu telah terpilihlah  beberapa calon-calon pemimpin kelurahan  yang mengumbar janji-janji pada warganya, sehingga sekarang ada 1 yang duduk dikursi kepemimpinan itu.
Percaya pada janji yang dia umbar dan hanya menanti-nanti kapan sadar akan dia menepatinya,sepertinya hal yang sangat sudah biasa di mata para warga.
Ya sebagian besar warga telah yakin hanya diawal saja mereka para calon-calon pemimpin akan menyuap mereka demi duduknya mereka dikursi kepemimpinan tersebut.
Mirisnya pada organisasi di lingkungan ini karena semata-mata hanya karena mereka singgah di dekat kawasan industry, dan betapa banyaknya pundi pundi rupiah yang akan jatuh kepara pemimpin dan sejajarnya dari pemanfaatan limbah-limbah dari satu atau banyaknya perusahaan yang ada pada kawasan tersebut.
Pada pandangan saya untuk hal ini cukup menjadikan cambuk , mereka hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri, mereka lupa jani-janji yang rata-rata bertujuan untuk memajukan kesejahteraan di desanya.
Rata-rata yang mencalonkanpun hanya sekedar mempunyai uang untuk modal menyogok warga sana- sini, cukup itu, tidak didasari memiliki pengetahuan atau pengalaman akan pendidikan yang tinggi. Inilah sebetulnya yang salah dari mereka, menurut mereka menjadi pemimpin hanya sebatas duduk dikursi dan menyusun strategi untuk memanfaatkan pundi-pundi di setiap perusahaan.
Sebenarnya jika para pemimpin itu dapat berfikir panjang, situasi inilah yang dapat menyejahterakan rakyatnya. Betapa tidak ribuan perusahaan dapat dimanfaatkan untuk generasi-generasi muda atau para warganya yang mengaggur merekalah yang seharusnya datang untuk mempermudah para pengagguran untuk masuk dan dapat bekerja pada dunia industry yang memang dekat dengan lingkungannya sendiri.
Sekarang kita bandingkan jika mereka hanya memanfaatkan semata-mata karena uang saja, efek yang dimana untuk mereka menjadi pundi-pundi rupiah akan berubah menjadi penyakit untuk warganya sendiri. Penyaluran limbah yang asal menimbulkan efek besar untuk kesehatan warganya sendiri.
Memang perlu dorongan untuk kita dan untuk calon-calon pemimpin selanjutnya yang memang diharuskan memiliki pengalaman atau setidaknya pengetahuan tentang pentingnya sosok pemimpin untuk kesejahteraan rakyatnya.
Semoga para pemimpin di negri ini dapat melakukan pencapaian sebaik-baiknya, terutama pada  hal kecil atau kepempinan kecil terlebih dahulu, jika pemimpin kecil saja tidak bisa memimpin warganya, bagaimana jika memimpin Negara yang besar ini?
Kita harus mulai berfikir untuk bagaimana kita memanfaatkan kawasan atau dunia industry bukan hanya semata-mata karena uang tapi kita manfaatkan untuk yang lebih baik lagi, seperti  infrastruktur & kesejahteraan untuk warganya sendiri.
Bekasi,jawa barat 2014.


Curahan Rakyat Kecil Yang Sok Pintar


          Hi guys, gue punya curahan  nih, kayanya mendekati pilpres 2014 ini banyak banget komentar-komentar yang melayang  yang dilontarkan oleh rakyat-rakyat kecil , sebenranya sih ya sah-sah aja melontarkan komentar apapun sama calon pemimpin kita nanti tapi ya mbo tau etika lah cara mengomentarinya itu, sebenernya ya kalo saya liat ebenernya tuh kalian-kalian Cuma mau yang bener-bener sesuai, perfect sama yang nanti mimpin Negara ini, ya cukup kasih masukan ajalah, jangan sok-sok berkomentar gono gini yang berkaitan dengan politik, khususnya untuk anda yang hanya rakyat kecil saja, lebih baik lagi kan merubah isi komentarnya saja menjadi sebuah masukan , apalagikan kalian dengan seenaknya berkomentar pada jejaring social, yang komentar-komentar tersebut dapat dibaca oleh siapapun, sekarang gini seharusnya yang proses-proses yang sudah berjalan saat ini kita harus dukung, mau seperti apapun  nanti hasilnya pilihlah yang benar-benar betujuan baik, toh itu untuk kepentingan anda-anda juga ko, proses mereka untuk berdir sebagai calon-calon pemimpin kita juga tidak mudah ko, mereka harus memenuhi beberapa kriteria untuk menjadi calon pemimpin yang baik.
Dan merekalah yang bergantung dengan kita, kapada siapakan kita akan memilih calon pemimpin yang sekarang sudah berdiri,. Gak usah berlebihan untuk berkomentar yang tidak-tidak deh apalagi berkaitan dengan kepengetahuan anda yang sok pintar, dan hanya rakyat kecil saja. Itu tidak menjadikan calon pemimpin harus diganti sesuai dengan keinginan anda.
Guys kita harusnya banyak-banyak mendukung kinerja pemimpin untuk siapapun nanti yang akan  memimpin, untuk menjadi yang baik tetap harus dimulai dari diri kita sendiri kok, jadi cukup beri mereka masukan, atau komentar yang sewajarnya saja, jangan terlalu berlebih.
Cukup deh curahan hari ini guys.




Cara Membuat Seblak


Bahan:
·        Mi instan
·        Macaroni(atau sejenisnya)
·        Sayuran (sawi, kol, tauge)
·        Cabe rawit
·        Kencur
·        Gula merah
·        Garam
·        Penyedap rasa
·        Minyak goreng
·        Telur ayam
·        air

Cara Membuat:
1.      rebus mi instan beserta macaroni kedalam air, diamkan sampai mendidih dan sampai cukup lunak,kemudian tiriskan.
2.      Haluskan cabe rawit,kencur,gula merah, garam.
3.      Tuangkan 3 sdm minyak goreng kedalam wajan yang telah dipanaskan
4.      Tumis bumbu tadi yang dihaluskan kedalam wajan yang berisi minyak, lalu tumis hingga harum
5.      Lalu tambahkan sayuran yang telah dipotong-potong, dan tumis hingga sedikit layu.
6.      Masukan mie dan macaroni kedalam wajan, lalu tumis.
7.      Tambahkan air ¼ gelas
8.      Diamkan hingga air tumisan sedikit kental.

9.     Seblak siap dihidangkan.

Cara Membuat Pudding Susu


Bahan:
1.      Pudding instan (yang bisa langsung dimasak)
2.      Air 3 gelas (ukuran sedang)
3.      Susu kental manis 500 gr.

Cara Membuat:
·         Masukan pudding ke dalam 3 gelas air , lalu masak selama 30 menit atau sampai mendidih.
·         Jika telah mendidih masukan pudding kecetakan, lalu diamkan hingga mengeras.
·         Tuangkan susu kental manis kedalam mixer, lalu kocok hingga mengembang atau sampai seperti krim.
·         Tuangkan krim susu diatas pudding yang siap untuk dihidangkan.




Organisasi Rukun Tetangga

x
Teori organisasi ini adalah dimana sebuah organisasi mempunyai visi, misi atau tujuan yang akan dijalankan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
Dalam organisasi rukun tetangga didaerah –daerah cukup berperan penting demi membantu untuk menciptakan sebuah tempat atau lingkungan yang mempunyai RT(rukun tetangga), sebagai lingkungan  yang baik, dan dapat terkontrol untuk kegiatan-kegiatan yang akan dkerjakan bersama-sama.
RT pada disetiap kampung ini mempunyai tujuan masing-masing untuk menjadikan kampungnya seperti apa, dan dengan cara apa, biasanya cara-cara dengan bergotong royonglah yang diterapkan oleh para RT ke para warganya.
RT juga dapat memberi aturan terhadap kampung yang dipimpinnya, apalagi demi keamanan warganya, tetapi sering kali diberbagai kampung peran RT sangat tidak sekali mempunyai peran,hanya memanfaatkan Sesuatu yang dapat menghasilkan uang demi dirinya sendiri.

Dan untuk kita juga sebagai warga yang baik sebaiknya mendukung kinerja-kinerja bagus yang akan dijalankan oleh RT kita, dengan begitu kita dapat membentuk suatu lingkungan yang baik dan kompak.

Lirik Lagu My Heart Will Go On

My heart will go on
Every night in my dreams
I see you. I feel you.
That is how I know you go on
Far across the distance
And spaces between us
You have come to show you go on
Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you’re here in my heart
And my heart will go on and on
Love can touch us one time
And last for a lifetime
And never go till we’re one
Love was when I loved you
One true time I hold to
In my life we’ll always go on
Near, far, wherever you are
I believe that the heart does go on
Once more you open the door
And you’re here in my heart
And my heart will go on and on
There is some love that will not
go away
You’re here, there’s nothing I fear,
And I know that my heart will go on
We’ll stay forever this way
You are safe in my heart
And my heart will go on and on






Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan


Konsep seorang pemimpin Pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku dan sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya akan mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja anggota - anggota staf, sifat hubungan kemanusiaan diantara sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang mungkin dapat dicapai oleh lembaga Pendidikan tersebut. Kepemimpinan dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe yaitu otoriter, laissez-faire, demokrasi, pseudo demokrasi


1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota - anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang - undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang - orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang - orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang - orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.

Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung. Selain itu, dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.


2. Tipe Laissez-faire
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran - saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan - kekacauan dan bentrokan - bentrokan. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata - mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota - anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara - saudaranya. Dalam tindakan dan usaha – udahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran - saran dari kelompoknya. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggota - anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.


4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide - ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar - samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.





Teori-Teori Kepemimpinan Pendidikan


Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar kata “ Pemimpin “ maupun “Kepemimpinan “. Kita juga senantiasa mengalami dan merasakan hal tersebut. Kedua kata tersebut memiliki makna yang mendalam dan memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hal ini disebabkan karena seorang pemimpin bukan hanya berdasarkan perasaan suka atas profesi tersebut melainkan berdasarkan banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya profesi tersebut. Telah kita ketahui bahwa setiap organisasi selalu membutuhkan pemimpin, baik pemimpin yang timbul sendiri maupun pemimpin yang ditugaskan. Pemimpin tersebut yang menjalankan organisasi, memberi motivasi, dan memberi garis arahan pada bawahan.
Pada dasarnya seorang pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang di berikan melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Jiwa kepemimpinan lahir dari proses internal ( leadership from the inside out ). Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar pemimpin bukan dari kekuasaannya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum ia sibuk memperbaiki orang lain. Jadi, seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas ( kepribadian ), intelektual ( pengetahuan ), intelegensi ( spiritual ), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana. Selain itu, seorang pemimpin harus mengerti mengenai teori – teori kepemimpinan agar ia memahami dan mengerti sejauh mana kepemimpinan telah ia laksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas lembaga secara keseluruhan.
Dari latar belakang diatas maka kami rasa perlu untuk membahas mengenai “ Teori – Teori Kepemimpinan”. Hal ini dimaksudkan agar pemahaman dalam memimpin dapat dipahami dan dihayati dengan baik oleh setiap individu sehingga seorang pemimpin dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan esensinya sebagai pemimpin dan dapat bertanggungjawab terhadap tugasnya.

A.    DEFINISI PEMIMPIN
Definisi pemimpin menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999).  Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat  (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat  yang ditetapkan.
Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983: 255). Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Kartini Kartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
C.N. Cooley (1902). Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994: 33). Pemimpin dalam pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan ekseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
Sam Walton. Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.
Rosalynn Carter. “Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju”. Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para pendukung ke tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus mereka tuju.
John Gage Alle. Leader…a guide; a conductor; a commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan).
Jim Collin. Mendefinisikan pemimpin memiliki beberapa tingkatan, terendah adalah pemimpin yang andal, kemudian pemimpin yang menjadi bagian dalam tim, lalu pemimpin yang memiliki visi, tingkat yang paling tinggi adalah pemimpin yang bekerja bukan berdasarkan ego pribadi, tetapi untuk kebaikan organisasi dan bawahannya.
Modern Dictionary Of Sociology (1996). Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of dominance and influence in a group).
C.N. Cooley dalam “ The Man Nature and the Social Order’. Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau diamat-amati secara cermat, akan ditemukan di dalamnya kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik pusat.
I . Redl dalam “Group Emotion and Leadership”. Pemimpin adalah seorang yang menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok.
J.L. Borwn dalam “Psychology and the Social Order”. Pemimpin tidak dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi yang memiliki potensi yang tinggi dibidangnya.
Kenry Pratt Fairchild dalam “Dictionary of Sociologi and Related Sciences”. Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti; Pertama, pemimpin arti luas, sesorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan. Kedua, pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang meyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.
Dr. Phil. Astrid S. Susanto. Pemimpin adalah orangyang dianggap mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak.
Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh Staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada). Pemimpin (Leader) adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam situasi  tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah individu yang berusaha mempengaruhi orang lain tanpa menggunakan bentuk paksaan untuk menstruktur aktivitas-aktvitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi melalui proses komunikasi yang diarahkan guna mencapai tujuan tertentu.

B.     DEFINISI KEPEMIMPINAN
Secara umum, definisi kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai berikut. “ Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah di tetapkan.
Pendapat lain mengenai definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan – kegiatan kelompok yang di organisir menuju pada penentuan dan pencapaian tujuan ( Ralp M. Stogdill ).
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama ( Hemhill & Coons, 1957;7)
Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi ( Stogdill, 1974;411 )
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta di arahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu ( Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961;24 )
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn, 1978;528 )
Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua sumber – sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi ( Sondang P. Siagian ).
Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan – keputusan ( Robert Dubin ).
Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dengan kegiatan – kegiatan kelompok ( Fred E. Fiedler ).
Leadership is any contribution to the establishment and attainment of group purpose (Kimbal Wiles ).
Dua definisi dari Carter V. Good adalah :
The ability and readiness to inspire, guide, direct, or manage others
The role of interpreter of interest and objectives of a group, to grow up recognizing and accepting the onterpreter as spokesman
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pada dasarnya merupakan sumbangan dari seseorang di dalam situasi-situasi kerjasama dimana pemimpin menggerakkan, mempengaruhi, dan membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi, kepemimpinan dan kelompok adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Tak ada kelompok tanpa adanya kepemimpinan, dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi kelompok. Seseorang tidak dapat dikatakan pemimpin jika ia berada di luar kelompok, ia harus berada di dalam suatu kelompok di mana ia memainkan peranan-peranan dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya.

C.    FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi utama pemimpin adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan
Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan
Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam mengalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif
Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggungjawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif
Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi

D.    TEORI – TEORI KEPEMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan telah ia laksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas lembaga secara keseluruhan. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada banyak teori kepemimpinan yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan. Berikut ini beberapa teori tentang kepemimpinan, yaitu :
Great Man Theory
Teori ini dilandasi keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa. Dia memiliki pembawaan sebagai pemimpin dengan sejumlah kualitas tertentu. Dia selalu sukses dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya, di mata pengikutnya dia dianggap sebagai orang besar.
 Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Pendekatan sifat didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah penting bagi kesuksesan pemimpin. Hal tersebut akan menjadi faktor penentu yang membedakan antara seseorang pemimpin dengan bukan pemimpin.
Sifat – sifat pokok itu biasanya meliputi :
Kondisi fisik               : energik, tegap, kuat
Latar belakang sosial   : berpendidikan dan berwawasan luas, serta berasal dari lingkungan sosial yang dinamis
Kepribadian                : adaptif, agresif, emosi stabil, populer dan kooperatif
Pendekatan ini terpusatkan pada pengidentifikasian intelektual, emosi, fisik, dan sifat pribadi lainnya dari pemimpin tersebut. Teori ini mengasumsikan bahwa sejumlah sifat individu dari pemimpin yang efektif dapat ditemukan. Teori ini berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas ( fisik, mental, kepribadian ) yang diasosiasikan dengan keberhasilan kepemimpinan. Mengandalkan pada penelitian yang menghubungkan berbagai sifat dengan kriteria sukses tertentu. Keberhasilan kepemimpinan itu sebagian besar ditentukan oleh sifat-sifat kepribadian tertentu, misalnya harga diri, kelancaran berbahasa, kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan berprestasi, kreatifitas termasuk ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Pemimpin dikatakan efektif apabila memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik, begitu sebaliknya.
Teori Kepemimpinan Perilaku
Teori ini mengusulkan bahwa keefektifan kepemimpinan tergantung pada kesesuaian antara kepribadian, tugas, kekuatan, sikap, dan persepsi. Sejumlah pendekatan kepemimpinan yang berorientasi pada situasi telah dipublikasikan dan diteliti. Dua dari yang paling awal adalah model kontingengsi Fiedler dan teori jalur – tujuan. Hanya setelah adanya hasil – hasil yang tidak meyakinkan dan kontradiktif dari banyak penelitian awal penelitian awal mengenai sifat dan pribadi-perilaku, barulah pentingnya situasi dipelajari lebih dekat oleh mereka yang berminat terhadap kepemimpinan. Akhirnya, peneliti menyadari bahwa perilaku kepemimpinan yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi, sebagian besar tergantung pada situasi.
Pemikiran dasarnya adalah bahwa seorang pemimpin yang efektif haruslah cukup fleksibel untuk menyesuaikan atas perbedaan-perbedaan antara bawahan dan situasi. Memutuskan bagaimana mengarahkan individu lainnya adalah sulit dan membutuhkan suatu analisa mengenai pemimpin, kelompok, dan situasinya.
Teori ini juga menggambarkan hubungan kemanusiaan yang akrab seorang pemimpin dengan bawahannya. Teori ini ditandai dengan penekanan pada hubungan kesejawatan, saling mempercayai, saling menghargai, membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. Selain itu, seorang pemimpin juga memberikan batasan kepada bawahan, seperti bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai. Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Teori Situasional
Teori kepemimpinan situasional dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blanchard. Teori ini mencoba menyiapkan pemimpin dengan beberapa pengertian mengenai hubungan di antara gaya kepemimpinan yang efektif dan taraf kematangan pengikutnya. Teori ini juga berusaha menerapkan gaya kepemimpinan dengan situasi di mana kepemimpinan dilakukan.
Teori ini berasumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada taraf kematangan pengikut dan kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya, baik orientasi tugas ataupun hubungan antar manusia. Makin matang si pengikut, pemimpin harus mengurangi tingkat struktur tugas dan menambah orientasi hubungannya. Pada saat seseorang atau kelompok/pengikut bergerak dan mencapai tingkat rata-rata kematangan, pemimpin harus mengurangi baik hubungannya ataupun orientasi tugasnya. Keadaan ini berlangsung sampai pengikut mencapai kematangan penuh, dimana mereka sudah dapat mandiri baik dilihat dari kematangan kerjanya ataupun kematangan psikologinya. Jadi, teori situasional ini menekankan pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kematangan pengikut.
Dalam kepemimpinan situasional ini, Hersey dan Blanchard mengemukakan empat gaya kepemimpinan seperti berikut :
Telling ( S1 ) yaitu perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan rendah. Gaya ini mempunyai ciri komunikasi satu arah. Pemimpin yang berperan dan mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan dimana tugas harus dilaksanakan.
Selling ( S2 ) yaitu perilaku dengan tugas tinggi dan hubungan tinggi. Kebanyakan pengarahan masih dilakukan oleh pimpinan, tetapi sudah mencoba komunikasi dua arah dengan dukungan sosioemosional untuk menawarkan keputusan.
Participating ( S3 ) yaitu perilaku hubungan tinggi dan tugas rendah. Pemimpin dan pengikut sama-sama memberikan andil dalam mengambil keputusan melalui komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu dan cukup berpengalaman untuk melaksanakan tugas.
Delegating ( S4 ) yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah. Gaya ini memberi kesempatan pada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas mereka sendiri melalui pendelegasian dan supervisi yang bersifat umum. Yang dipimpin adalah orang yang sudah matang dalam melakukan tugas dan matang pula secara psikologis.

Kepemimpinan Charismatik
Kepemimpinan di mana para pengikut beranggapan bahwa pemimpin mereka diakui memiliki kemampuan luar biasa. Kemampuan tersebut dimiliki sebagai anugerah atau takdir Tuhan. Pemimpin mereka memiliki kemampuan transendental. Hal ini dimaksudkan bahwa pengikutnya mempercayai bahwa pemimpin mereka mampu melindungi dirinya dari bahaya yang mengancam, pemimpin mereka mampu menghadapi krisis yang dihadapi kelompoknya. Pengikutnya juga percaya bahwa di bawah kepemimpinannya mereka akan keluar sebagai pemenang.
Beberapa ciri kepemimpinan charismatik antara lain :
• memiliki sifat-sifat radikal,
• memiliki visioner, tidak konvensional
• memiliki keberanian mengambil resiko,
• selalu melakukan perubahan,
• memiliki kepercayaan diri yang kuat,
• pengikut mengagumi kemampuannya
Dengan adanya berbagai teori kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa teori kepemimpinan akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang. Seseorang akan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda satu sama lainnya. Sehingga mereka dapat menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik, efektif dan inovatif, karena maju tidaknya suatu lembaga pendidikan tergantung pada pemimpinnya. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, maka bawahannya pun tidak mau mengikuti. Oleh karena itu, kualitas bawahan tergantung dari kualitas pemimpin. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

E.     PROSES KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dapat dipandang sebagai ( 1 ) kelompok status, ( 2 ) tokoh, ( 3 ) fungsi, dan ( 4 ) proses. Para direktur, eksekutif, administratur, manajer, boss, kepala, biasanya dimasukkan sebagai tokoh dalam kategori yang disebut kepemimpinan. Personifikasi kepemimpinan menekankan keahlian teknis dan antar-pribadi di samping karisma. Fokus kebanyakan riset dan tulisan tentang kepemimpinan adalah pada sifat dan kepribadian dari orang yang menjadi pemimpin dalam situasi tak terstruktur yang seringkali kacau. Para pemimpin muncul karena mereka dapat membentuk dan mengubah situasi, dan dengan demikian membuat suatu sistem makna bersama yang memberikan dasar untuk tindakan terorganisasi.
Fungsi kepemimpinan memudahkan tercapainya sasaran kelompok. Dalam organisasi modern, fungsi kepemimpinan dapat dilaksanakan oleh beberapa peserta. Akan tetapi, pujian atau cacian karena sukses atau gagal, biasanya ditujukan kepada individu – pemimpin formal. Fenomena ini tampak jelas dalam semua organisasi,tetapi terutama menonjol dalam dunia olahraga, dimana para pelatih dan manajer adalah dipuji sebagai pahlawan atau dicaci, kendatipun fakta bahwa banyak variabel yang mempengaruhi prestasi tim, termasuk nasib.
Kepemimpinan adalah suatu proses dinamis. Hubungan pemimpin – pengikut adalah bersifat timbal balik dan berkembang melalui interaksi antar pribadi dengan berjalannya waktu. Akan tetapi, penekanan dalam masyarakat kita adalah jelas pada atribut dan tindakan pemimpin. Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda. Stogdill ( 1974, 259 ) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep tersebut. Kepemimpinan telah didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri – ciri individual, perilaku pengaruh terhadap orang lain. Pola – pola interaksi, hubungan peran, tempatnya pada suatu posisi administratif, serta persepsi oleh orang lain mengenai keabsahan dari pengaruh.
Kebanyakan definsi mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas – aktivitas serta hubungan – hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Ketika seorang individu berusaha mempengaruhi perilaku lainnya dalam suatu kelompok tanpa menggunakan bentuk paksaan, kita menggambarkan usaha ini sebagai kepemimpinan. Dalam definsi kepemimpinan terdapat beberapa elemen yang tersirat, yaitu : elemen pertama adalah bahwa kepemimpinan melibatkan penggunaan pengaruh dan bahwa semua hubungan dapat melibatkan kepemimpinan. Elemen kedua adalah melibatkan pentingnya menjadi agen bagi perubahan, mampu mempengaruhi perilaku dan kinerja pengikutnya. Dan elemen terakhir adalah memusatkan pada pencapaian tujuan. Pemimpin yang efektif harus menghadapi tujuan – tujuan individu, kelompok, dan organisasi. Keefektifan pemimpin secara khusus diukur dengan pencapaian dari satu atau beberapa kombinasi tujuan – tujuan ini. Individu dapat memandangpemimpinnya sebagai efektif atau tidak berdasarkan kepuasan yang mereka dapatkan dari pengalaman kerja secara keseluruhan. Pada kenyataannya, diterimanya arahan atau permintaan pemimpin sebagian besar tergantung pada harapan pengikutnya bahwa suatu respon dapat mengarah pada suatu hasil akhir yang menarik.
Pustaka mengenai kepemimpinan telah berjalan melalui beberapa alur. Awalnya, kebanyakan definsi dan tulisan terfokus pada penggunaan kekuatan dan otoritas. Kemudian, perhatian bergeser pada sifat dan gaya perilaku ( misalnya, otokratis, partisipatif ) pemimpin. Jalur yang lain menekankan pada situasi dan bagaimana pemimpin, pengikut, dan situasi berinteraksi dan bekerja.

F.     TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN
Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe, yaitu : tipe otoriter, tipe laissez-faire, tipe demokratis dan tipe pseudo demokrasi.
Tipe Otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan “ authorotarian “. Dalam kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang berlebih mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.
Tipe “ Laissez-faire “
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
Tipe Demokratis
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan memperimbang kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi demokratik. Pemimpin yang bertipe pseudo demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya, jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang ia pimpin, maka hal tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakannsedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama.

G.    SYARAT – SYARAT KEPEMIMPINAN
Ada tiga hal penting dalam konsepsi kepemimpinan antara lain:
1. Kekuasaan
Kekuasaaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu.
2. Kewibawaan
Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan
Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun social, yang melebihi dari anggota biasa. Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
a)      Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai.
b)      Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
c)      Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
d)     Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
e)      Status, kedudukan sosial ekonomi cukup tinggi dan tenar.
Dengan adanya syarat-syarat kepemimpinan seperti yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya memerlukan kesanggupan dan kemampuan saja, tetapi lebih – lebih lagi kemampuan dan kesediaan pemimpin.

H.    CIRI – CIRI KEPEMIMPINAN YANG BAIK
WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Penglihatan Sosial
Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat sehari-hari.
2. Kecakapan Berfikir Abstrak
Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas, intelegensi yang tingggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.
3. Keseimbangan Emosi
Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.
Dengan adanya ciri – ciri tersebut diharapkan pemimpin dalam memangku jabatan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan memainkan perannya dalam memimpin sebagai pemimpin dengan baik, sukses, percaya diri, rendah hati dan sederhana, sabar dan memiliki kestabilan emosi,dll.

I.       PENUTUP

Kesimpulan 
Pemimpin adalah individu yang berusaha mempengaruhi orang lain tanpa menggunakan bentuk paksaan untuk menstruktur aktivitas-aktvitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah di tetapkan.
Fungsi utama pemimpin adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan
Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan
Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam mengalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif
Teori-teori kepemimpinan adalah teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengkaji sejauh mana kepemimpinan telah ia laksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas lembaga secara keseluruhan. Teori ini juga digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana pemimpin itu terjadi.
Ada 5 macam teori-teori kapemimpinan, yaitu :
Great Man Theory
Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Teori Kepemimpinan Perilaku
Teori Kepemimpinan Situasioanal
Teori Charismatik
Proses kepemimpinan adalah suatu proses yang harus dialami oleh seorang individu untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, sukses dan berwibawa serta dapat menjunjung tinggi amanah yang ia miliki untuk memimpin orang lain.
Tipe-tipe kepemimpinan adalah pengklasifikasian kepemimpinan berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin dalam melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan di lingkungan kerja yang dipimpinnya.
Tipe-tipe kepemimpinan diklasifikasikan kedalam empat tipe, yaitu :
Tipe Otoriter
Tipe “ Laissez-faire “
Tipe Demokratis
Tipe Pseudo-demokratis
Syarat – syarat kepemimpinan :
Kekuasaan
Kewibawaan
Kemampuan
Ciri – Ciri Kepemimpinan yang baik :
Penglihatan sosial
Kecakapan berfikir abstrak
Keseimbangan emosi

Saran 
Studi tentang teori-teori kepemimpinan ini dapat diperdalam dengan mengacu pada referensi yang lebih relevan maupun berdasarkan para pakar lain agar mendapatkan pengertian yang mendalam dan bervariasi.
Bagi pihak pemerintah, seharusnya perlu adanya sosialisasi, pembinaan, pelatihan maupun penanaman moral yang mendalam bagi para pemimpin agar dapat menjalankan tugas dengan baik dan tidak menyalahgunakan jabatannya, penanaman prinsip maupun moral tidak hanya di bangku kuliah saja, melainkan harus dilakukan dengan sebuah pelatihan khusus agar pelaksanaannya maksimal.
Bagi pihak sekolah, itikat baik untuk memberikan penanaman dasar-dasar pemimpin kepada setiap peserta didik melalui teori-teori yang mendasari kepemimpinan harus dilakukan secara bertahap namun jelas sehingga kelak peserta didik apabila menjadi seorang pemimpin, dapat melaksanakan tugas-tugasnya dan bertanggungjawab serta dapat memainkan peranannya sebagai pemimpin dengan baik dan sukses. Sehingga apa yang ia lakukan dapat bermanfaat bagi semua orang yang dipimpinnya.






DAFTAR PUSTAKA
 __________.(2010).Pengertian kepemimpinan menurut para ahli. (Online). (Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli, diakses 30 November 2013).
___________.(2011). Hakekat dan Teori Kepemimpinan. (Online). (Http://duniabaca.com/hakekat-dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 30 November 2013).
Aynul. (2009). Leadership: Definisi Pemimpin. (Online). (Http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html, diakses 30 November 2013).
Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. ( 1988 ). Management of Organization Behaviour: Utilizing Human Resources. New Jersey : Englewood Clifs Prentice Hall
Sofyandi, Herman; Garniwa, Iwa. ( 2007 ). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sondang P. Siagian. ( 2003 ). Teori dan Praktik Kepemimpinan ( cetakan kelima ). Jakarta : Rineka Cipta